BreederKoi

Astaxantin

Saat kita membaca label kandungan bahan pada beberapa produk pakan ikan, tidak jarang kita menemukan kata Astaxanthin sebagai salah satu bahan pada pakan tersebut. Apakah sebenarnya Astaxanthin ini?? Mengapa pula para produsen pakan ikan menambahkan bahan tersebut pada ramuan pakan ikannya?
Astaxathin adalah salah satu pigmen karotenoid alami. Dikalangan manusia bahan ini dikenal sebagai antioksidan biologis yang baik. Bahan ini mempunyai gugus radikal yang mampu melindungi tubuh terhadap proses peroksidasi lipid dan kerusakan akibat proses-proses oksidasi pada membran sel dan jaringan tubuh. Dengan kata lain astaxhantin dapat menghambat proses penuaan, ataun dengan kata lain dapat dianggap sebagai obat "awet muda"

Astaxanthin merupakan suatu pigmen merah yang terdapat secara alamiah pada berbagai jenis mahluk hidup. Bahan ini secara alamiah pula bisa ditemukan pada berbagai jenis pakan manusia yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Berbagai jenis udang-udangan seperti udang, lobster air tawar atau lobster air laut, dan kepiting mengandung warna merah yang berasal dari akumulasi astaxanthin. Begitu pula berbagai warna pada ikan sering merupakan akibat langsung dari astaxanthin, sebagai contoh adalah warna merah pada daging ikan salmon segar dan sehat.

Banyak pengelola akuakultur mencampurkan bahan ini pada pakan yang diberikan pada ikan atau udang peliharaannya untuk mengatasi kemungkinan kekurangan bahan tersebut pada makanannya. Selain untuk menyediakan bahan "pewarna", astaxhantin diketahui pula merupakan bahan penting dalam pertumbahan dan penjaga kesehatan ikan peliharaannya dengan baik.

Astaxanthin termasuk dalam golongan pigmen alami yang dikenal sebagai karotenoid. Di alam, kareotenoid dihasilkan, pada umumnya, oleh tanaman dan juga oleh alga renik. Hewan tidak bisa membuat bahan ini dalam tubuhnya, oleh karena itu, mereka harus mendapatkannya dari tumbuhan atau dari alga tadi dengan cara mengkonsumsinya. Astaxanthin sendiri diproduksi secara komersial dengan mengekstrak bahan tersebut dari alga renik Haematococus pluvialis yang dikenal mempunyai kandungan astaxathin tinggi. Selain itu mereka dapat pula diperoleh melalui proses fermentasi sebangsa kamir Xanthophyllomyces dendrorhous atau dengan cara mengkstraknya dari udang-udangan seperti dari krill Antartik. ( Euphausia superba ). Di samping itu, astaxanthin dapat pula dibuat secara sintetis. Menurut McCoy (1999), astaxanthin sintetis merupakan bentuk yang paling banyak di gunakan dalam pakan ikan.

Secara umum molekul astaxhantin mirip dengan molekul betakaroten. Meskipun demikian terdapat perbedaan kecil seperti terlihat pada gambar 1. Meskipun perbedaan struktur ini kecil akan tetapi diketahui bahwa perbedaan tersebut memiliki pengaruh yang besar pada astaxanthin secara kimiawi dan biologi. yaitu dalam kemampuannya sebagai antioksidan. Dalam hal ini kemampuan antioksidan dari astaxanthin diketahui 2 kali lebih besar dibandingkan dengan betakaroten.

Pengaruh Astaxanthin pada Binatang
Dalam dunia akuakultur dan peternakan unggas astaxhantin biasa dipakai untuk membangkitkan warna pada daging. Warna pink menarik pada daging ikan salmon atau trout misalnya hanya bisa dihasilkan apabila astaxhantin ditambahkan pada pakan mereka. Pada peternakan unggas pemberian bahan ini dimaksudkan untuk memberikan warna kuning cerah pada kuning telur yang dihasilkan.

Selain sebagai “pewarna”, astaxanthin diketahui pula mempunyai beberapa keuntungan pada kesehatan binantang yang menkonsumsinya. Bahan ini dapat menjadi sumber vitamin A. Selain itu astaxhantin dikethaui dapat meningkatkan daya hidup udang, meningkatkan struktur sel hati dan penyimpanan glikogen pada ikan Nila, dan meningkatkan daya hidup serta pertumbuhan ikan salmon. Astaxanthin diketehui pula dapat meningkatkan vitamin A, C, dan E pada ikan salmon atlantik dan meningkatkan kesuburannya. Juga dapat menurukan kadar kolestreol pada darah serta meningkatkan daya tahan terhadap strees oksidatif pada ikan trout pelangi.

Astaxathin juga diduga berpengaruh pada perkembangan telur dan larva udang, dan sebagai sumber vitamin sebagai vitamin penting pada ikan dan udang atau setidaknya sebagai homon penyubur atau sebagai pembangkit pertumbuhannya.

Pada ayam, astaxanthin dilaporkan dapat meningkatkan produksi telur dan meningkatan kesehatan ayam pada umumnya, meningkatkan pertumbuhan ayam-ayam muda, dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan Salmonella . Bahan ini juga diketahui mempunyai pengaruh positif pada hewan mamalia.

Astaxantin dan Ikan Hias.
Mengambil pelajaran pada dunia akuakulur ikan konsumsi, astaxhantin pun merambah dunia ikan hias. Pengaruh-pengaruh positif yang didapat pada pengalaman pemberian astaxanthin pada ikan dan udang konsumsi diharapkan dapat ditularkan pula pada ikan hias yang mengkonsumsinya. Meskipun demikian, sering sekali penggunaan astaxanthin pada ikan hias lebih ditekankan pada kemampuannya untuk membangkitkan warna ikan, terutama dari golongan warna marah, kuning dan oranye.

Perlu disadari bahwa sebagai pembangkit warna, astaxanthin hanya diperlukan oleh ikan dalam jumlah seperlunya saja. Oleh karena itu, tidak berarti bahwa pemberian astaxanthin yang banyak akan menyebabkan warna ikan semakin merah. Seperti telah diuraikan pada artikel sebelumnya, warna ikan dibatasi oleh kemampuan dan kapasitas sel-sel pengatur warna pada ikan. Dengan demikian pemberian astaxanthin yang berlebihan secara alamiah akan dibuang oleh ikan yang bersangkutan, yaitu sebagai faeces. Oleh karena itu pemberian bahan ini hendaknya dilakukan seperlunya saja. Selain tidak akan ada gunanya, kelebihan yang terbuang melalui faeces merupakan salah satu bentuk pemborosan yang tidak diperlukan.